Oleh: Nurasiah Jamil. Beberapa orang dengan komplikasi luka di bagian tubuh, tetap bertahan tanpa mau berobat. Lama-lama luka itu semakin menggerogotinya, dan pada gilirannya nya nyawa pun terancam. Bentuk komplikasi itu bisa jadi karena terkena penyakit diabetes. Awam menyebutnya penyakit kencing manis atau gula darah. Penyakit ini salah satu tidak menular namun masuk kelompok penyakit yang bisa diturunkan.
Badan Kesehatan Dunia mencatat, jumlah penderita diabetes di Asia Tenggara semakin meningkat, dan Indonesia menempati peringkat 7 di dunia. Penyakit ini terjadi akibat adanya metabolisme karbohidrat yang tidak normal di dalam tubuh, sehingga tubuh (organ pankreas) tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan, atau tubuh tidak bisa memanfaatkan secara optimal insulin yang dihasilkan, sehingga terjadi lonjakan kadar gula dalam darah melebihi batas normal.
Padahal, semua sel dalam tubuh kita membutuhkan gula agar dapat bekerja secara normal. Gula ini dapat masuk ke seluruh sel-sel tubuh melalui bantuan hormon insulin. Bila jumlah insulin dalam tubuh tidak cukup, atau sel-sel tubuh tidak bisa memberikan respon terhadap insulin sehingga insulin tidak bisa termanfaatkan secara optimal, penumpukan gula dalam darah pun tak terelakkan. Nah itulah yang terjadi pada penderita diabetes.
Penyakit ini terjadi pada semua usia, orang dewasa atau lansia, maupun anak-anak dan remaja. Karena itu, pemahaman tentang penyakit ini perlu diketahui secara utuh dan seksama.
Lalu apa saja tanda dan gejala dari penyakit diabetes? Ada beberapa gejala yang bisa kita perhatikan, antara lain sering buang air kecil, sering cepat merasa haus, mudah lelah, lapar yang berlebihan atau makan banyak, kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya, kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf di telapak tangan dan kaki, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka/tergores (korengan) lambat sembuhnya dan mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Gejala-gejala di atas, tentunya tidak akan semuanya dialami setiap orang, tergantung seberapa besar kekurangan insulin yang ada pada tubuh atau tingkat komplikasi diabetes yang telah timbul. Hal ini berkaitan dengan perlunya pemahaman tentang 2 tipe penyakit diabetes.
Tipe 1, diabetes yang bergantung pada kadar hormon insulin, di mana tubuh kekurangan hormon insulin. Tipe ini dinamai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), dan sering muncul pada usia di bawah 20 tahun (termasuk balita, anak-anak dan remaja).
Tipe 2 yang disebabkan karena hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Tipe ini biasanya muncul pada usia di atas 40 tahun. Kegemukan menjadi salah satu faktor utama pada tipe 2 ini.
Baik tipe 1 maupun tipe 2, keduanya merupakan penyakit tidak menular namun dapat diturunkan dari keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diabetes. Karena itu perlu pencegahan ketat terutama bagi yang mempunyai riwayat keturunan penyakit ini. Namun siapapun bisa terkena penyakit ini jika tidak menjaga kesehatan dengan baik.
Diabetes berkaitan erat dengan kejadian penyakit jantung, yaitu salah satu komplikasi kronik diabetes. Dengan mengerti dan mengelola faktor resiko yang ada, kita dapat membantu menghindari diabetes dan penyakit jantung serta menjalani hidup yang lebih baik.
Caranya, faktor resiko yang ada dibagi menjadi faktor risiko bisa diubah dan tidak. Faktor resiko diabetes yang dapat diubah adalah kegemukan/obesitas, konsumsi makanan atau snack dengan karbohidrat yang lebih banyak dari biasanya, kurangnya aktivitas fisik, infeksi atau penyakit lain, perubahan hormon dan stress.
Adapun faktor yang tidak dapat diubah adalah usia dan riwayat keluarga. Untuk mencegah faktor tersebut, ya, dengan berolahraga atau aktivitas fisik secara teratur, pertahankan berat badan ideal, bila perlu diet yang seimbang rendah lemak dan gula, tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar, perbaiki gaya hidup dengan tidak merokok atau minum alkohol. Dan jangan lupa, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah secara teratur.
Saat ini sedang disuarakan yaitu Perilaku CERDIK: Cek kondisi kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kendalikan stress.
Mari peduli diri untuk hidup dan masa depan lebih sehat. Mari sebar informasi yang baik untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Kata pepatah, mencegah lebih baik dari mengobati.
Sumber: http://analisadaily.com/
ConversionConversion EmoticonEmoticon